Powered by Blogger.
Humas PKS Ikuti Worshop Jurnalistik Pada Rapat Koordinasi
Humas PKS se-Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung pada tanggal 4 - 6 November 2022 di Padang, Senin (5/11) ...
Search This Blog
Latest Post
July 12, 2013
posted by @A.history
Mahyeldi Terima Bakti Koperasi dan UKM Di NTB
Written By Unknown on 12 July, 2013 | July 12, 2013
Kota Padang sukses di berbagai kegiatan dan program kerja yang dilaksanakan mendapatkan penghargaan dan prestasi, begitu juga di bidang Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah,) Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, SP menerima Tanda Penghargaan Bakti Koperasi dan UKM dari Menteri Koperasi dan UKM di halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Penyerahan penghargaan Penerima Bakti Koperasi dan UKM bertepatan waktunya dengan acara Puncak Peringatan Hari Koperasi ke – 66 Tahun Tahun 2013, Tanggal 12 Juli 2013, di Nusa Tenggara Barat, akan di hadiri Presiden RI, dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Di sampaikan Wakil Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah, SP di ruangan kerjanya, Kamis (11/7). Penghargaan yang saya di terima sebagai bukti kesuksesan Pemko Padang dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada Koperasi-koperasi yang ada di Kota Padang.
Mahyeldi katakan bahwa kesuksesan di dapat di bidang Koperasi dan UKM semua tak terlepas dari usaha untuk menggalakan, menumbuhkan Koperasi seperti telah melakukan Pencanangan Koperasi Masjid dan membentuk kawasan PKL yang kelola Koperasi.
Menumbuh kembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah di setiap Kelurahan di Kota Padang, Pencanangan Beras Genggam bagi seluruh PNS dan RT RW se-Kota Padang, Pengelolaan Beras Genggam melalui KJKS Kelurahan dan kebijakan pengelolaan dana-dana bergulir untuk UMKM di masing-masing SKPD digabung/disatukan dan di kelola oleh Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Kelurahan, ujar Wakil Walikota.
Selanjutnya Kepala Koperasi dan UKM Kota Padang, Dr. Hasrul Piliang, M.Si saat di hubungi lewat HP katakan Koperasi yang aktif di Kota Padang berjumlah sekitar 600 unit Koperasi dan telah memiliki asset mencapai 1 Triliyun.
Suatu jumlah anggka yang luar biasa, menunjukan Koperasi di Kota Padang, telah berkembang dengan pesat, disamping itu, mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah dan Masyarakat, sehingga Koperasi cepat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat ujar Hasrul.
Untuk memajukan Koperasi dan UKM sebagai kepedulian Pemko Padang, membentuk satu bidang, di tugaskan khusus mengolah dan mengurus Koperasi, yakni Dinas Koperasi dan UKM. Kalau di daerah lainnya, bidang Koperasi di gabung dgn SKPD lainnya. Ujar Hasrul mengakhiri. (Taf)
posted by @A.history
Label:
Bingkai Berita,
TOKOH,
TOPIK PILIHAN
July 12, 2013
Amalan Shalih Untuk Siapa..???
Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman,
مَّنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa melakukan amal salih maka demi kebaikan dirinya
sendiri. Dan barangsiapa yang melakukan keburukan maka hal itu akan
merugikan dirinya sendiri. Dan tidaklah Rabbmu berbuat zalim kepada
hamba.” (QS. Fushshilat: 46)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Artinya; barangsiapa
yang melakukan suatu amal salih maka sesungguhnya kemanfaatan amalnya
itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Allah maha
kaya sehingga tidak membutuhkan perbuatan hamba. Meskipun mereka
semuanya berada dalam keadaan sebagaimana orang yang hatinya paling
bertakwa, maka hal itu pun tidak akan menambah apa-apa terhadap
keagungan kerajaan-Nya barang sedikit pun.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/264] cet. Dar Thaibah)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَمَن جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka hanya saja [manfaat]
hal itu [juga] demi kepentingan dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah
benar-benar maha kaya sehingga tidak membutuhkan alam semesta.” (QS. al-’Ankabut: 6)
Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Sesungguhnya bisa jadi
ada seorang yang senantiasa berjihad walaupun tidak pernah menyabetkan
pedang -di medan perang- suatu hari pun.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/264] cet. Dar Thaibah)
Hidup di dunia tidaklah sepi dari ujian dan cobaan. Oleh sebab itu
hendaknya setiap diri berjuang dan bersungguh-sungguh dalam berupaya
menyelamatkan dirinya dari kebinasaan dan demi menggapai kebahagiaan.
Allah ta’ala berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan begitu saja masuk surga
sedangkan Allah belum mengetahui [melihat] siapakah orang-orang yang
bersungguh-sungguh diantara kalian dan untuk mengetahui siapakah
orang-orang yang sabar?” (QS. Ali ‘Imran: 142)
Dengan ujian inilah akan tampak siapakah orang yang benar keimanannya dengan orang yang hanya berpura-pura. Allah ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
benar-benar Allah akan mengetahui [membuktikan] siapakah orang-orang
yang jujur dan akan mengetahui siapakah orang-orang yang dusta.” (QS. al-’Ankabut: 3)
Oleh sebab itu semestinya setiap hamba yang takut akan perjumpaan
dirinya dengan Allah dalam keadaan hina untuk mengisi waktunya dengan
amal salih dan nilai-nilai keimanan serta menghadapi berbagai fitnah
dengan kesabaran. Allah ta’ala berfirman,
مَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Barangsiapa yang berharap bertemu dengan Allah, maka
sesungguhnya ketetapan ajal dari Allah itu pasti datang, dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-’Ankabut: 5)
Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini, “Para ulama ahli tafsir
sepakat bahwa maksud ayat ini adalah; barangsiapa yang merasa takut
akan kematian hendaklah dia melakukan amal salih karena sesungguhnya
kematian itu pasti akan mendatanginya.” (lihat al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an [16/338-339])
Kematian tidak bisa dielakkan. Tidak ada yang bisa berlari untuk
menghindar darinya. Oleh sebab itu -wahai saudaraku- membekali diri
untuk menyambutnya adalah sebuah keniscayaan. Allah ta’ala telah menegaskan,
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ
مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kalian senantiasa
berusaha lari darinya, sesungguhnya ia pasti datang menemui kalian.
Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat yang mengetahui perkara
yang gaib dan yang tampak, lalu Allah akan mengabarkan kepada kalian
dengan apa yang dahulu kalian kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
Membekali diri dengan keimanan, meninggalkan segala bentuk
kemaksiatan, dan berjuang di jalan Allah. Membekali diri dengan sabar
dan syukur. Membekali diri dengan tauhid
dan amal salih. Membekali diri dengan pundi-pundi ketakwaan. Inilah
jalan orang-orang yang merindukan rahmat dan ampunan-Nya. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berhijrah serta berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan
rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)
Dikisahkan, bahwa suatu hari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu melihat
seorang lelaki ketika menghadiri jenazah. Lelaki itu berkata, “Jenazah
siapakah ini?”. Maka Abud Darda’ berkata, “Inilah dirimu, inilah dirimu.
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
“Sesungguhnya engkau pasti mati dan mereka pun pasti akan mati.” (QS. Az-Zumar: 30) (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i karya Abdul Malik al-Qasim, hal. 110)
Dikisahkan bahwa Muhammad bin al-Munkadir rahimahullah menangis
sejadi-jadinya menjelang kematiannya. Lalu ada orang yang bertanya
kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau mengangkat
pandangan matanya ke langit seraya berkata, “Ya Allah, sesungguhnya
Engkau telah memerintah dan melarang kepadaku lalu aku justru berbuat
durhaka. Jika Engkau mengampuni [diriku] sungguh Engkau telah memberikan
anugerah [kepadaku]. Dan apabila Engkau menghukum [aku], sungguh Engkau
tidak melakukan kezaliman [kepadaku].” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 94)
Allah ta’ala berfirman,
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا
يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ
لِلْمُتَّقِينَ
“Itulah negeri akhirat yang Kami jadikan untuk orang-orang yang
tidak menginginkan ketinggian [keangkuhan] di atas muka bumi dan berbuat
kerusakan. Dan sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash: 83)
al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Masuk ke alam
dunia ini adalah sesuatu yang ringan/mudah. Akan tetapi keluar darinya
-dengan sukses dan selamat, pent- adalah sesuatu yang berat/tidak
sederhana.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 94)
Abud Darda radhiyallahu’anhu berkata, “Jika disebut nama-nama
orang yang sudah mati maka anggaplah keadaan dirimu seperti halnya salah
satu diantara mereka.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 68)
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kesudahan yang baik di alam dunia ini dan menjadikan kita sebagai penghuni surga-Nya. Allahul musta’aan.
—
Penulis: Ari Wahyudi
posted by @Adimin
Label:
TOPIK PILIHAN
July 12, 2013
Oleh : Asdeddy Syam
Berpikir Lurus
Berpikir
adalah suatu keniscayaan yang terjadi pada manusia. Dengan berpikir manusia
dapat menilai berbagai bentuk sistem nilai yang ada. Dengan berpikir jualah
yang membedakan manusia dengan makhluk lain di dunia ini. Berpikir adalah
proses bekerjanya organ tubuh manusia yang disebut otak, dengan cara
menganalisa sistem nilai dan logika, dengan mengolah data-data yang tersimpan
di memory manusia, dimana data-data tersebut didapatkan bisa dari empiris, latar
belakang pendidikan, norma-norma, aturan-aturan dsb, sehingga dari data-data tersebut akan menghasilkan
kualitas berpikir dan akan men- dapatkan suatu kesimpulan pemikiran yang
diharapkan sesuai dengan standar kebenaran. Tetapi proses berpikir yang akan
menghasilkan kualitas pikir yang baik bukanlah suatu hal yang mudah. Karena banyak manusia dalam proses
berpikirnya seringkali terjebak dengan pola-pola berpikir yang telah ada
sebelumnya (data yang tidak valid, opini-opini, doktrin, dogma, dll) yang berbersumber
dari imej, empiris, ataupun
kesimpulan-kesimpulan lain yang telah tersimpan di memory otak, yang
belum tentu benar, sehingga mem- pengaruhi proses berpikir atau alur berpikir itu
sendiri. Yang mengakibatkan kerancuan dalam proses berpikir, yang akhirnya akan
menghasilkan kesimpulan pemikiran yang kurang atau tidak benar. Untuk itu
diperlukan suatu metode berpikir yang
dapat membantu manusia dalam melakukan proses berpikir yang benar yang sesuai
dengan kaidah ilmu scholastik (Logika Lurus).
Suatu contoh hasil pembentukan pemikiran yang banyak
terjadi dimasyarakat, kita perhatikan banyak sekali manusia yang menjadi publik figur, dijadikan standar atau acuan dari
suatu produk, yang belum atau tidak sesuai dengan latar belakang keahlian
ataupun profesi dari publik figur tersebut. Contohnya, seorang artis/aktor
dijadikan standar dalam membentuk keluarga yang harmonis, produk kesehatan,
menjadi pengamat politik dadakan ataupun yang lainnya, yang tidak ada sangkut
pautnya dengan latar belakang profesinya dan bidangnya, padahal dia hanyalah
seorang bintang film/aktor, yang belum tentu dia mempunyai keahlian dibidang
tersebut, sehingga masyarakat kita memandang bahwa publik figur tersebut yang
patut dijadikan contoh. Atau contoh lain kerancuan berfikir, dalam hal
keagamaan sering jika kita jumpai seorang wanita berjilbab
(baca busana muslim) melakukan hal-hal yang bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat ataupun agama, maka sebagian masyarakat
kita mempunyai pikiran dan memvonis bahwa percuma saja wanita tersebut
berjilbab sedangkan perbuatannya tidak mencerminkan dari pakaian dan jilbabnya.
Padahal bila kita mau mengkaji lebih
jauh tentang hal tersebut diatas maka
kita temukan suatu kerancuan berpikir yang tidak sesuai dengan logika berpikir
yang lurus atau metode berpikir yang lurus. Yang sebenarnya adalah tidak ada
hubungannya antara perbuatan dirinya (yang tidak sesuai norma) dengan pemakaian
jilbab tersebut. Karena jilbab merupakan
perintah agama juga, seperti sholat, puasa, dan lain-lain yang merupakan
perintah Allah swt. Bila seseorang
berjilbab tapi dia melakukan dosa lain,
contohnya mencuri, maka dia tetap mendapat dosa mencuri tapi dia tetap mendapat
pahala memakai jilbab. Untuk itu kita harus waspada terhadap pemikiran pemikiran
yang membentuk opini menyesatkan. Sehingga
pemikiran tersebut menghasilkan opini atau stigma yang sangat tidak sehat
dipandang dari sudut logika yang lurus,
yaitu seorang wanita berjilbab haruslah seorang wanita yang suci,
sempurna, yang tidak pernah melakukan dosa & kesalahan. Akibat yang
ditimbulkan dari pemikiran tersebut adalah : bila seorang wanita (mendapat
hidayah) ingin berjilbab, didalam dirinya masih akan timbul pikiran apakah dia
sudah pantas berjilbab karena dalam pikiran bawah sadarnya mereka merasa belum
‘SUCI’, sehingga HIDAYAH tersebut
tidak jadi dia laksanakan. Padahal
didunia ini tidak ada manusia yang “suci”, karena manusia yang baik adalah
bukan manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi adalah manusia yang
bila dia merasa berbuat salah dan dia ingat dengan kesalahannya atau ada yang
mengingatkan maka dia bertaubat dan memperbaiki kesalahannya itu seperti dalam
Qur'an surat Ali Imran135
Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Satu contoh lagi adalah pemikiran
dari JIL (Jaringan Islam Liberal) yang menyatakan bahwa semua agama adalah
sama, dan tidak perlu mengklaim bahwa agamanyalah yang paling benar. Pemikiran
seperti ini timbul karena mereka (JIL) tidak menguasai metode berpikir yang benar, sehingga menghasilkan
output berpikir yang keblinger bin jahil bin sesat. Pertanyaannya
adalah, apakah mereka (JIL) memeluk Islam, karena mereka yakin bahwa Islam
adalah yang paling benar (karena mengingat mereka adalah kaum pemikir dan
terpelajar) diantara semua keyakinan yang ada atau mereka ber Islam karena
kebetulan orang tua mereka beragama Islam. Kalau jawabannya yang pertama
berarti mereka menabrak pemikiran mereka sendiri. Kalau jawabannya yang kedua
maka jelas sudah, bahwa hanya begitulah kualitas keIslaman mereka (JIL).
Untuk itu sebaiknya jika kita berpikir dan mengambil suatu
kesimpulan harus memerlukan kehati-hatian dan ketelitian. Berpikir dalam hal
apapun juga, yang sesuai dengan ilmu-ilmu dan aturan/kaidah logika yang lurus,
yang bisa kita peroleh dengan cara banyak membaca, merenung, bertadabbur, tafakkur
dll. Karena sampai saat ini (dengan makin majunya IPTEK) dan detik ini semakin
terbukti bahwa Islam adalah agama Universal,
logis dan realistis. Mudah mudahan kita mendapatkan hidayah-NYA setiap
saat.
Akhir kata marilah kita coba pikirkan dan renungkan
(tadabbur) makna dari doa yang sering kali kita dengar yaitu “Ya Allah ya
tuhan kami, perlihatkan bahwa yang benar itu benar ya Allah, dan berilah kami
kekuatan untuk mengikutinya, dan perlihatkan juga kepada kami bahwa yang batil
itu batil, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya, dan hanya kepada-Mu
kami berserah diri”
السَّلَامُ
عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى
Oleh : Asdeddy Syam
Label:
OASE,
TOPIK PILIHAN
July 12, 2013
Sebelum 22 MARET 1946, negara-negara di luar Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mau ikut campur urusan Indonesia karena dianggap sebagai masalah dalam negeri Belanda.
- See more at: http://salam-online.com/2013/03/atas-desakan-ikhwanul-muslimin-mesir-menjadi-negara-pertama-mengakui-kemerdekaan-indonesia.html#sthash.pt3zzRP7
Salam
posted by @Adimin
Negeri Ini Berhutang Budi pada Ikhwanul Muslimin
Atas Desakan Ikhwanul Muslimin,
Mesir Jadi Negara Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia
Sebelum
tanggal 22 MARET 1946 Indonesia selalu diklaim Belanda sebagai masalah
dalam negeri negara penjajah itu. Belanda tetap mengklaim Indonesia
sebagai wilayah jajahannya.
Sebelum 22 MARET 1946 belum lengkap syarat negara Indonesia secara de
jure walaupun secara de facto Indonesia sudah berdiri sejak 17 Agustus
1945.Sebelum 22 MARET 1946, negara-negara di luar Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mau ikut campur urusan Indonesia karena dianggap sebagai masalah dalam negeri Belanda.
Sebelum 22 MARET 1946, dunia internasional
belum mau mengurusi masalah Indonesia walaupun terjadi peperangan di
Indonesia dan banyak korban jiwa.
Sebelum 22 MARET 1946, delegasi Indonesia seperti Sutan Sjahrir, Haji
Agus Salim, Soedjatmoko, LN Palar, tidak boleh masuk ke Sidang Majelis
Umum PBB.- See more at: http://salam-online.com/2013/03/atas-desakan-ikhwanul-muslimin-mesir-menjadi-negara-pertama-mengakui-kemerdekaan-indonesia.html#sthash.pt3zzRP7
Sebelum tanggal 22 MARET 1946 Indonesia selalu
diklaim Belanda sebagai masalah dalam negeri negara penjajah itu. Belanda tetap
mengklaim Indonesia sebagai wilayah jajahannya.
Sebelum 22 MARET 1946 belum lengkap syarat
negara Indonesia secara de jure walaupun secara de facto Indonesia sudah
berdiri sejak 17 Agustus 1945.
Sebelum 22 MARET 1946, negara-negara di luar
Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mau ikut campur urusan
Indonesia karena dianggap sebagai masalah dalam negeri Belanda.
Sebelum 22 MARET 1946, dunia internasional
belum mau mengurusi masalah Indonesia walaupun terjadi peperangan di Indonesia
dan banyak korban jiwa.
Sebelum 22 MARET 1946, delegasi Indonesia
seperti Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Soedjatmoko, LN Palar, tidak boleh
masuk ke Sidang Majelis Umum PBB
Apa yang terjadi pada 22 Maret 1946? Itu adalah
tanggal ketika ada sebuah negara mengakui kemerdekaan Indonesia untuk pertama
kalinya. Negara itu adalah Mesir. Bahkan setahun sebelum kemerdekaan
diproklamirkan, Palestina, melalui Mufti Besarnya, Syaikh Muhammad Amin
Al-Husaini sudah menyatakan dukungannya untuk Indonesia.
Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa
Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ dari Syaikh Amin Al-Husaini ke seluruh dunia
Islam untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
Sejak Mesir dan Palestina mengakui dan
mendukung kemerdekaan Indonesia, negara-negara di Timur Tengah berduyun-duyun
mengakui kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya itu, India pun kemudian mengikuti
langkah Mesir dan Palestina.
Selain kepiawaian Haji Agus Salim untuk melobi
negara-negara Timur Tengah, juga karena dukungan dari gerakan-gerakan Islam di
Timur Tengah pada umumnya dan Mesir pada khususnya.
Berawal dari Mansur Abu Makarim, seorang
informan Indonesia yang bekerja di Kedutaan Belanda di Kairo, Mesir yang
membaca di Majalah Vrij Netherland yang memberitakan bahwa Negara Indonesia
sudah memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian memberitahukannya kepada
koran-koran dan radio di Mesir.
Rakyat Mesir dan anggota-anggota organisasi
Islam menyambut gembira. Koran-koran dan radio Mesir mengatakan bahwa ini
adalah awal kebangkitan di dunia Islam. Juga dinyatakan ini adalah awal dari
kemerdekaan negara-negara di dunia Islam untuk terbebas dari belenggu
penjajahan negara-negara Barat.
Pada 16 Oktober 1945 sejumlah ulama di Mesir
dan Dunia Arab dengan inisiatif sendiri membentuk ‘Lajnatud Difa’i'an
Indonesia’ (Panitia Pembela Indonesia). Ikhwanul Muslimin yang berpusat di
Mesir dan dipimpin oleh Hasan Al Banna saat itu menjadi unsur utama gerakan
ini.
Sejak itu Ikhwanul Muslimin sering mengadakan
demo besar-besaran mendesak pemerintah Mesir untuk mengakui kemerdekaan
Indonesia. Para kelasi kapal yang bekerja di kapal-kapal Inggris banyak yang
melakukan pemogokan bahkan berhenti bekerja dan mengajukan tuntutan kepada
pemerintah Inggris supaya berhenti membantu Belanda
Bahkan ada mahasiswa Indonesia yaitu Mohammad
Zein Hassan yang bekerja di kapal Inggris di Tunisia, berhenti bekerja di kapal
Inggris itu dan berjalan kaki dari Tunisia ke Mesir.
Ketika ditanya kenapa ia berjalan kaki sejauh
itu, Zein Hassan menjawab, “Seluruh perusahaan transportasi dari Tunisia ke
Mesir adalah milik Inggris dan ulama-ulama di Mesir mengharamkan bekerjasama
dengan Inggris yang membantu Belanda menghalang-halangi kemerdekaan Indonesia!”
Saat itu Ikhwanul Muslimin juga membuka ruang
seluas-luasnya bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Mesir untuk menulis
tentang kemerdekaan Indonesia di koran-koran dan majalah milik Ikhwan.
Ketika terjadi pertempuran Surabaya 10
November 1945 dan banyak koran Indonesia memberitakan, Ikhwanul Muslimin dan
gerakan Islam lainnya mengadakan shalat ghaib berjamaah di banyak tempat di
Mesir.
Atas desakan ikhwanul Muslimin dan gerakan
Islam lainnya akhirnya Negara Mesir di bawah pimpinan Raja Farouk ketika itu
mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Setelah itu pemerintah Mesir
mengirimkan utusan khususnya yang membawa surat pengakuan itu untuk menemui
Presiden Soekarno di ibukota RI, Yogyakarta
Ini adalah perjuangan berat karena saat itu
Indonesia diblokade Belanda. Perlu keberanian dan keterampilan khusus seperti
John Lie untuk menembus blokade Belanda (lihat tulisan penulis di http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/04/pahlawan-nasional-dari-etnis-tionghoa-refleksi-imlek-2011/).
Ketika Belanda melakukan agresi militer
pertama pada 1947, para buruh anggota Ikhwanul Muslimin sering mencegat
kapal-kapal Belanda di Terusan Suez yang saat itu dinyatakan milik
internasional.
Ketika kapal Belanda Volendam mendarat di Port
Said, beberapa motor boat yang dikendarai buruh pelabuhan dan anggota-anggota
Ikhwanul Muslimin, mengelilingi kapal itu dan mencegah kapal-kapal lain
mendekat dan menyuplai air minum untuk kapal Belanda tersebut.
Pemerintah Mesir juga menyalurkan bantuan
lunak berupa uang kepada pemerintahan Indonesia yang kas-nya masih kosong.
Sungguh sebuah bantuan yang sangat berarti. Hal ini kemudian diikuti oleh
negara-negara Timur Tengah lainnya.
Jadi
Peran Mesir yang dipelopori oleh Ikhwanul Muslimin sangatlah besar dan berarti
buat Indonesia. Maka, sangatlah wajar kalau pemerintah dan rakyat Indonesia
saat ini membantu Mesir dan Palestina dalam menyelesaikan masalah mereka karena
hubungan historis yang sangat kuat. Di Mesir juga ada Jalan Ahmad Soekarno yang
diambil dari nama Presiden Pertama Republik Indonesia
Salam
posted by @Adimin
Label:
TOPIK PILIHAN