Oleh :
IRWAN PRAYITNO
Salah
satu perang besar dan paling bersejarah di Zaman Nabi Muhammad SAW adalah
perang Uhud. Pada perang Uhud, Nabi Muhammad SAW menurunkan 700 anggota
pasukan, sedangkan kaum musyrikin menurunkan 3000 orang pasukan. Dari segi
jumlah pasukan, peperangan itu memang tak seimbang. Kaum muslimin terbatas
jumlahnya.
Namun
sebagai antisipasi, Nabi menempatkan 50 pemanah di atas bukit Uhud. Mereka
bertugas melindungi pasukan kaum muslimin dari jarak jauh. sekaligus menahan
serangan dari arah belakang (pintu masuk) medan pertempuran. Nabi lalu menunjuk
Abdullah bin Zubair sebagai komandan pasukan berpanah ini.
Beliau
juga berpesan. apapun yang terjadi pasukan berpanah tidak boleh meninggalkan
lokasi tersebut. kecuali jika mendapat aba-aba dari Nabi. Singkat cerita. kedua
pasukan berada di medan laga. Kaum musyrikin Quraisy pun siap untuk menyerang.
Mereka datang dengan kekuatan 3.000 personil, seratus orang di antaranya adalah
pasukan berkuda.
Sayap
kanan dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid yang ketika itu belum masuk Islam. Sedangkan
di sebelah kiri dipimpin oleh lkrimah bin Abu Jahl yang juga belum masuk Islam
pada Saat itu.
Namun
karena kaum muslimin berperang dengan alasan jihad dan strategi perang yang
telah disusun oleh Nabi, kemenangan pada awalnya menjadi milik kaum muslimin.
Perlahan tapi pasti pasukan musyrikin mulai kewalahan. Akhirya mereka melarikan
diri meninggalkan gelanggang pertempuran. termasuk meninggalkan harta dan
barang-barang berharga milik mereka.
Melihat
kejadian ini, pasukan berpanah dari pihak kaum muslimin di atas bukit Uhud,
lupa dengan tugas yang diamanahkan oleh Rasulullah. Lalu mereka berebutan turun
bukit meniggalkan markas mereka. Mereka tergoda oleh harta yang ditinggalkan
oleh kaum musyrikin yang tunggang langgang melarikan diri.
Mereka
berebut ingin mendapatkan harta rampasan perang yang ditinggalkan oleh kaum
musyrikin. Komandan pasukan berpanah Abdullah bin Zubair berusaha mengingatkan
mereka : “Apakah kamu lupa dengan pesan Rasulullah?” ujarnya.
Namun
perintah Abdullah bin Zubair tak mereka hiraukan. Mata mereka telah silau oleh
godaan harta. Kaum musyrikin melihat peluang ini, bergerak cepat dan mengambil
posisi yang ditinggalkan pasukan berpanah kaum muslimin. Kondisi semula menjadi
terbalik, kaum musyrikin berhasil mengepung barisan kaum muslimin.
Beberapa
sahabat nabi yang masih bertahan di bukit
Uhud berusaha bertahan dan melawan. Namun karena jumlah mereka hanya beberapa
orang saja, perlawanan mereka bisa dipatahkan, mereka pun gugur satu per satu.
Para sahabat
dan pasukan kaum muslimin kocar-kacir. Kaum musyrikin terus merangsek maju mendekati
posisi Rasulullah. “mereka berhasil memecahkan helm besi milik Nabi dan melukai
kepala beliau. Bahkan beberapa kali beliau terperosok ke dalam lubang yang
digali oleh Abu Amir Fasiq dan melempari dengan batu-batuan. Nabi mengalami
Iuka-Iuka dan cadera yang cukup parah, gigi seri Nabi juga patah dalam peristiwa
itu. hampir saja beliau wafat di sana.
Peristiwa
ini merupakan sebuah pelajaran dan pengalaman yang sangat pahit bagi umat
Islam. Kata kunci dalam peristiwa itu adalah tidak amanah dan tidak
profesional. Pasukan berpanah tidak amanah. karena mereka melalaikan amanah
diberikan nabi untuk tidak meninggalkan posisinya.
Mereka
juga tidak profesional karena tidak bekerja sacara baik sesuai dan mudah terpengaruh
godaan. Godaan dalam peristiwa ini adalah harta. Dalam Alquran dikatakan, Allah
sengaja menguji umat Islam dalam peristiwa itu. Seperti firman Allah dalam
Surat Ali Amran : 152, Allah menguji manusia dengan hal-hal yang disukainya dan
mereka berpaling dari Rasul-Nya Saat diuji.
Dalam
ayat itu, Allah menegaskan, sebagian manu sia memikirkan kehidupan di akhirat kelak,
namun sebagian manusia lainnya, hanya memikirkan dunia.
Kesukaan
yang kuat menggoda manusia itu diantaranya harta. belakangan ditambah lagi
dengan Wanita dan tahta. Masalah klasik itu sama sejak ribuan tahun lalu hingga
sukarang. Karena penyebabnya sama, Seharusnya dengan mudah kita bisa mengatasinya.
Harta, jabatan dan Wanita (istri) adalah amanah yang harus dipertanggung
jawabkan di akhirat kelak, jaga dan jalankan dengan baik sehingga semua itu
menjadi nikmat dan rahmat, bukan sebuah Iaknat yang akan menyengsarakan
manusia, baik di dunin maupun di akhirat. Namun godaan selalu dengan mudah
memperdaya manusia yang Iemah imannya.
Tak peduli
apapun jabatan atau pekerjaan seseorang, berlakulah amanah dan profesional.
Jika ia seorang pejabat. berlakulah amanah dan pofesional sebagai seorang pejabat.
agar sukses dalam melaksanakan pekerjaan dan bermanfaat bagi umat.
Jika
hal itu dilakukan, insya Allah ia akan diberikan amanah yang besar lagi, tidak
perlu kasak-kusuk dan melakukan cara-cara yang tidak benar.
Begitu
juga jika ia sopir, jalankan pekerjaan
itu secara profesional dan amanah. Bisa kita bayangkan jika seorang sopir bis
umum misalnya. tidak menjalankan amanah dan profesional. la mabuk dan ugal-ugalan
membawa bis atau mengantuk di jalan yang padat lalu lintas. tentu nyawa dan
kerugiaan harta benda yang menjadi taruhannya akibat kecelakaan yang berpeluang
besar terjadi.
Nabi
juga berpesan agar suatu pekerjaan atau jabatan diberikan kepada ahlinya.
“Berikanlah suatu pekerjaan kepada ahlinya, bila suatu pekerjaan diberikan
bukan kepada ahlinya. maka tunggulah kehancurannya." (HR Bukhari dan
Muslim). Maksudnya berikan jabatan atau pekerjaan itu kepada orang yang
bersikap amanah dan mampu bekerja secara profesional.
Banyak
contoh yang telah terjadi, akibat lalai, kesalahan kecil yang dianggap sepele
dapat menimbulkan dampak yang besar bahkan dahsyat.
Sopir
yang mengantuk akibat malam sebelumnya begadang menonton pertandingan sepakbola
misalnya, bisa menimbulkan kecelakaan beruntun yang menyebabkan kehilangan
puluhan nyawa. Atau bisa juga menimbulkan masalah nasional. keguncangan sebuah
negara, jika ia seorang sopir presiden.
Atau
kesalahan staf mendisposisi Surat misalnya, bisa berdampak dicopotnya seorang
pejabat dan lalu merebak menjadi isu regional dan berkembang lagi menjadi isu
nasional! Penyebabnya hanya masalah sepele. lalai dan tidak profesional.
Di
lingkungan Pemprov Sumbar Saya sudah berkali- kali mengingatkan agar kepala
SKPD (satuan kerja perangkat daerah) berhati-hati dan tidak melakukan kesalahan, sekecil apapun. Peringatan itu dilanjutkan
lagi dengan Surat edaran.
Berikutnya
Saya mengumumkan akan memberikan sangsi kepala( SKPD) yang melakukan maksimal
I0 kali kesalahan kecil (terutama dalam administrasi surat menyurat). Tentu
saja tak ada ampun bagi yang melakukan besar dan fatal, sangsi menjadi
keputusan tetap setelah di porses mulalui Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan
dan Pangkat).
Alhamdulillah
hal ini telah menimbulkan dampak yang positif, kepala (SKPD) menjadi ekstra
hati-hati dan berupaya bekerja lebih profesional.
Semoga
proses itu terus berjalan dan dipatuhi, jajaran Pemerintah Provinsi Sumatra
Barat bisa menjalankan amanah dan bekerja sacara profesional, mampu meniadakan kesalahan dan kelalaian sekecil
apapun serta mampu memberikan pelayanan yang maksimal untuk kejayaan dan kemajuan
Sumatra Barat di masa depan. Amin... (*)
Sumber
: Harian Umum Independen Singgalang
posted by @A.history
Post a Comment