Padang- Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyerukan warga di empat daerah yang sedang
menggelar pilkada, mengedepankan nilai-nilai (demokrasi dan kekeluargaan.
Khusus pada para kandidat Wali Kota/Wakil Walikota, Gubernur mewanti-wanti agar
mengingatkan massa pundukung masing-masing menjaga suasana kondusif.
Para kandidat
kepala daerah dan pendukungnya diserukan menerapkan pilkada badunsanak, Jika
ada dugaan kecuragan, Gubernur mengingatkan jangan sampai bertindak anarkis,
tapi diselesaikan melalui jalur hukum, “Empat daerah yang akan menggelar
pilkada, saya ingatkan jangan sampai kekisruhan pilakada di daerah lain terjadi
pula di sini," ujar Irwan Prayitno, kemarin (2/4).
Gubernur tidak
menafikan maraknya gangguan keamanan di seantero Indonesia, termasuk di Sumbar,
dapat memacu konflik sosial. Perebutan sumber daya alam, sengketa tanah atau
berbagai bentuk perselisihan yang dapat menggunggu keamanan dalam negeri.
“Kondisi kemnunan Sumbar relatif lebih kondusif. Kendati begitu, kewaspdaaan
terhadap ancaman yang dapat mengganggu situasi keamanan patut diwaspadai.
Sekecil apapun permasalahan yang terjadi harus diselesaikan sesegera mungking,”
tegas Irwan Prayitno.
Dia
menjelaskan, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penanganan Ganguan
Keamanan Dalam Negeri, memberikan perintah kepada Gubernur menciptakan
keamanan. Untuk memudahkan koordinasi itu di bentuklah tim terpadu di tingkat
Provinsi, kabupaten/kota di Sumbar.
Inpres ini dapat menjadi panduan kita untuk dapat
memahami dan mengambil langkah-langkah tertentu, terhadap hal-hal yang dapat
mengganggu keamanan seperti teroris, perkelahian antarkampung, perebutan lahan
dan sebagainya. Namun penanganannya tetap berpedoman pada HAM serta aturan
hukum yang ada,” ucapnya.
Meski situasi dan kondisi keamanan di Sumbar kondusif,
Gubernur tidak menampik potensi gangguan keamanan dapat terjadi kapan saja.
Sekecil apa pun potensi itu, tambah Irwan Prayitno, tetap menjadi perhatian,
termasuk masalah BBM. Selain itu, persiapan calon legislatif atau masalah
agama, perlu dijadikan perhatian yang serius,“Itulah peran dari Forkompinda
sesuai tugasan
kewenangan, dalam penanganannya kita bentuk tim,
bagaimana mengambil langkah cepat dan mengurangi jatuh korban serta menangani
secara dini setiap ada peristiwa," tuturnya.
Pengamat politik dari Unand, Asrinaldi menambahkan,
pilkada damai harus tercipta di Sumbar sesuai pencanangan “pilkada badunsanak”.
Komitmen para elite politik yang paling diutamakan dalam mewujudkan pilkada
damai ini. Jika elitenya punya komitmen, saya yakin pendukungnya nurut. Jika
dicurigai ada kecurangan, laporkan ke lembaga berwenang, Mahkamah Konstitusi
(MK),” ujarnya.
Konflik pilkada umumnya akibat ulah elite politik itu
sendiri yang tidak memiliki komitmen. Bahkan, elite politik itu yang
menyebabkan pendukungnya bergejolak hingga membuat kerusuhan," tambahnya.
Untuk itu, dia menyaran-
kan para elite politik intens berkomunikasi dengan
pendukungnya. Jangan sebatas komunikasi ketika pilkada saja tapi melakukan
pendidikan dan pendewasaan politik. Aturanya sudah jelas, kalau tidak bisa
menerima kekalahan karena melihat ada indikasi yang salah, laporkan ke MK,”
ulasnya.
Untuk menjaga komunikasi dan komitmen ini, elite harus
mampu menggandeng tim sukses. Pasalnya, tim sukses bisa dijadikan penghubung
dengan pendukung. “Saya menilai MK merupakan lembaga yang masih bersih dan
keputusanya memang objektif tanpa ada intertensi dari pihak manapun,"
tuturnya. (ayu/ek)
*Padang Ekspres
posted by @A.history
posted by @A.history
Post a Comment