Menjadi perempuan nomor dua di Kota
Padang tidak membuat Harneli Bahar atau yang lebih dikenal Ny.Neli Mahyeldi
Ansharullah bisa santai di akhir pekan. Justru, katanya, Sabtu dan Minggu,
menjadi dua hari paling sibuk dalam sepekan aktifitasnya.
“Ini saja dalam sehari ada 11 undangan yang
harus dipenuhi. Masih ada 6 lagi yang harus saya turut sampai malam nanti.
Justru pada hari-hari lain saya tak sesibuk ini,” katanya kepada
padangmedia.com saat ditemui usai memberikan tausiah pada pertemuan bulanan
ibu-ibu di Komplek Villa Anggrek, Air Dingin, Padang, Minggu (14/4) sore.
Biasanya, kata Neli, untuk memenuhi undangan
tersebut, ia rela harus mendatangi rumah tujuan sampai pukul 9 atau setengah
sepuluh malam. Asalkan orangnya belum tidur, ia tidak keberatan untuk
mendatangi sang pemilik rumah atau pemilik hajatan.
Di akhir pekan itupula, ia menyempatkan diri
melihat tiga anaknya yang tengah menimba ilmu di perguruan Arrisalah, Air
Dingin, Padang. Sementara, tiga anaknya telah duduk di bangku kuliah.
Meskipun sibuk, Neli ternyata tidak keberatan
untuk menyempatkan diri memberikan tausiah di komplek perumahan. Dengan tutur
kata yang lembut tapi tegas serta penampilan yang bersahaja, tak ayal wanita
asal Limapuluh Kota itu merebut perhatian ibu-ibu. Terbukti usai tausiah,
rombongan ibu-ibu antri hendak berfoto dengan istri Wakil Walikota Padang yang
juga bakal calon Walikota Padang, H.Mahyeldi Ansharullah.
Sementara, dalam tausiahnya, Neli menekankan
pentingnya menjaga dan mengelola hati. Apalagi dalam kehidupan bertetangga di
sebuah kompleks perumahan. Bila tak pandai-pandai menjaga hati, banyak
persoalan yang dapat muncul, seperti iri hati, sakit hati dan lain-lain yang
ujung-ujungnya berdampak tidak baik dalam kehidupan bermasyarakat.
“Iman seseorang sering turun naik. Namun, kita
harus tetap menjaga hati. Dalam hidup berteman dan bertetangga, jangan sampai
lebih dari tiga hari memutus silaturrahmi dan tidak saling tegur sapa,” pesan
ibu 9 anak ini.
Dikatakan, sikap yang suka memberi maaf adalah
sifat mulia. Bahkan, Rasullah SAW pernah memberikan jaminan seorang sahabat
menjadi ahli syurga karena sifatnya yang suka memberi maaf. Meskipun demikian,
katanya, memberi maaf harus dilakukan secara tulus, tidak separuh-separuh.
Neli juga menekankan pentingnya menghindari
ghibah atau bergunjing. Seseorang yang menggunjing orang lain, katanya, sama
dengan memakan bangkai. Karena itu, barang siapa yang menyimpan aib orang lain,
Allah akan menyimpan aibnya. Kondisi sebaliknya terjadi pada orang yang suka
menyebarkan aib orang lain.
“Lebih baik diam daripada berkata yang tidak
baik. Lebih baik menghindar saat orang lain bergunjing,” kata Ketua GOW
(Gabungan Organisasi Wanita) Kota Padang ini.
Untuk memperbarui atau memberi makanan hati,
seseorang bisa melakukannya dengan zikir dan membaca alquran. Dalam setiap
huruf alquran mengandung 10 kebaikan. Selain itu, seseorang perlu menggunakan
mata untuk kebaikan serta menggunakan telinganya untuk mendengar ayat-ayat
Allah dan hal-hal yang baik. (rin)
*padangmedia.com
Post a Comment