Membela
PKS saat ini sama dengan mengkrtik Jokowi-Ahok. Penulis akan diserang
sesama bloger. Namun, dalam fikiran saya, penulis tetaplah menulis apa
yang ada fikiran secara jernih, utuh dan tidak sepotong-potong atau
terpengaruh oleh opini yang sedang digiring media TV yang
kebetulan,sekali lagi kebetulan media tersebut sang empunya politisi.
Kali
ini saya mencoba memberikan gambaran kepada pembaca semua bagaimana
kader PKS itu sebenarnya, lantaran saya sehari bergaul dengan
orang-orang PKS, tapi saya bukanlah kader PKS. Bahkan saya lebih condong
ke sosialis. Namun jikamelihat konstelasi politik saat ini dibutuhkan
pemikiran jernih dan objektif.
Oh
ya, yang suka dai PKS ini adalah pengkaderannya yang sangat sistematis.
Walaupun anda punya banyak uang dan tokoh sekalipun, jika masuk PKS
jangan harap menempati posisi sebagai pengurus teras partai atau posisi
strategis lainya.
Di
provinsi tempat saya berdomisili PKS selalu menempati posisi Wakil
Ketua di legislative. Dan anehnya, mereka sedikit dominan di wilayah
perkotaan. Bahkan DKI Jakarta sekalipun PKS berhasil menjadi juara, pada
2004, turun satu perngkat pada 2009 kemaren. Kenapa demikian?salah
satunya, basis PKS adalah kalangan intelektual muda, kalangan terdidik
yang kebetulan sholeh dan punya tahapan organisasi yang panjang semasa
di kampus. Kebetulan juga kalangan terdidik banyak berdiam di kota-kota
Secara
personal kader PKS memang tidak punya istilah pacaran, hanya sebatas
taaruf lalu menikah. Pacaran bukanlah budaya Islam. Liberal kata
anak-anak PKS dan tak layak ditiru. Sampai sekarang, istilah pacaran
masih dilarang.
Jika
anda berpergian dengan Ikhwan ini, silahkan chek kedalam tas nya, anda
akan menemukan Alquran kecil dan tasbih. Selarut apapun tidur, Ikhwan
tetap akan bangun pada saat azan subuh berkumandang. Disinilah, letak
kesolehan kader-kader PKS. Memang ada sich satu-dua kader yang nakal.
Namun, senakal apapun kader PKS mereka tak pernah meninggalkan shlat
lima waktu. Lazimnya, ikhwan akan mencari Masjid terdekat untuk
menunaikan perintah Allah.
Makanya
saya tidak percaya Ahmad Fatanah kader PKS walaupun media massa tetap
memaksa saya untuk beropini bahwa PKS itu bermain dengan wanita-wanita
cantik. Bagi saya cukup AF saja yang dihujat, jika memang layak untuk di
hujat. Tapi jangan bawa orang-orang shaleh yang berdiam di PKS. Apakah
kita tidak malu yang Shalat jarang apalagi puasa, memaki-maki
orang-orang shaleh. Namun, terserahlah pemikiran pembaca.
Dibanyak
daerah yang para kadernya terjerat korupsi, anda akan menemukan cuman
PKS yang terkecuali. Umumnya ya, walaupun sudah duduk di depan uang
idealisme mereka tetap terjaga. Dan dibanyak tempat juga kader-kader PKS
yang telah menjadi legislatior tapi tetap hidup sederhana. Bahkan,
diantara anggota-anggota dewan daerah mobil mereka yang paling jelek.
Makanya saya ikut-ikutan kaget ketika KPK menyita mobil-mobil di DPP
PKS.
Namun,
walaupun demikian tidak ada yang sempurna. Baik manusia maupun
organisasi dan komunitas. Tapi kita sebagai manusia hanya bisa menilai
baik dan buruk. Soal benar-salah adalah urusan tuhan. Apalagi, belum
sampai dalam ranah persidangan. Tapi kita sudah menghakimi mereka begitu
rupa. Andaipun sampai kesana kita tahu juga bahwa bagaimana kualitas
peradilan Indonesia yang kata Prof Sahetapy MA itu “moralnya Ambruk.”
Sampai saat ini saya masih percaya bahwa dunia politik kita butuh PKS agar
kekuatan parlemen berimbang. Mungkin anda masih ingat bagaimana PKS pro
pada masyarakat ketika menolak harga BBM walauun berada dalam gerbong
koalisi. Public tentu tidak lupa berkat PKS Pansus Century tercipta,
walaupun tidak jelas hasilnya sampai sekarang.
Proses
panjang yang mewarnai Perjalanan PKS dimulai dari masjid dan surau,
lalu bermutasi menjadi Partai Keadilan (PK) da sekarang telah menjadi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan besar menjadi seperti sekarang tentu
tidak akan membuat pihak lawan tetap membiarkan PKS tumbuh dan
berkembang secara luas.
Coba
tengok perolehan suara danperingkat PKS dari pemilu ke pemilu. Selalu
mengalami peningkatan secara bertahap. Andaikan mereka dapat diterima
dengan baik di Indonesia timur yang yang mayoritas non muslim tentu PKS
berpeluang besar masuk menjadi tiga besar. Inilah yang membuat saya
beryakinan bahwa PKS telah dibidik oleh lawan-lwan politiknya, apalagi
2014 akan menjelang.
Namun
yang namanya politik selalu ada suka dan tidak suka, wajar dalam
konteks penilaian manusia. Dan mungkin pembaca akan menyerang saya.
Namun bagi saya adalah suatu kewajaran. Bagi saya pribadi yang bukan
kader,PKS masih yang terbaik kok dari sekian partai peserta pemilu.
Andaikan ada Partai Rakyat Demokratik (PRD) mungkin saya meletakan PKS
nomor 2 dibawah partai yang dipimpin oleh Budiman Sujadmiko tersebut.
sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/05/15/menurut-saya-yang-bukan-kader-pks-masih-yang-terbaik-560264.html
posted by @Adimin
Post a Comment