Siang
awal Mei lalu. Wahyu Sakti Trenggono tengah berbincang dengan ketujuh
koleganya di ruang tunggu Jakarta Golf Club Rawamangun, Jakarta Timur.
Bendahara Partai Amanat Nasional (PAN) ini kemudian mengeluarkan ponsel
genggamnya. Sejurus ia memencet salah satu nomor yang tersimpan di
dalamnya. Melalui pengeras suara, bunyi nada panggilan pun terdengar
jelas.
Ketujuh koleganya pun menutup
mulut rapat-rapat. Mereka mendengarkan dengan seksama suara telepon
genggam Trenggono yang menanti jawaban. Begitu diangkat, pebisnis yang
dijuluki ”raja menara base transceiver station (BTS)” ini langsung
menyapa dan memberi kabar. ”Pak Hatta, kawan-kawan kita sudah kumpul.
Kawan-kawan ini nantinya yang akan mengamankan kita,” kata sumber yang
ikut dalam pertemuan itu, menirukan Trenggono.
Dari seberang telepon, pria yang
dipanggil Pak Hatta itu pun menimpali. “Tolong diatur yang baik. Pak
Trenggono tentu lebih tahu untuk tugas-tugas selanjutnya.” Pemilik suara
dari seberang telepon itu tak lain adalah Muhammad Hatta Rajasa,
Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid
II. Tujuh kolega Trenggono itu di antaranya Arif Yahya, Alex J Sinaga,
Rinto Dwi Hartomo, dan Abdul Satar.
Konteks pembicaraan mereka, lanjut
sumber, dalam rangka persiapan calon direksi PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk (Telkom) dan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Seluler
(Telkomsel). ”Itu langkah-langkah awal pertemuan. Selanjutnya, pada saat
mau dieksekusi, langsung dikumpulkan di rumahnya Pak Hatta Rajasa di
Cipete,” tutur sumber itu kepada Prioritas Rabu pekan lalu.
Menjelang penentuan direksi
Telkom dan Telkomsel, lanjut sumber, mereka kerap melakukan pertemuan.
Karena Trenggono hobi main golf, pertemuan pun kebanyakan dilakukan dari
satu lapangan golf ke lapangan golf yang lain. Paling sering di Jakarta
Golf Club (JGC) Rawamangun dan Klub Golf Bogor Raya. ”Setiap pertemuan,
selalu ada komunikasi dengan Pak Hatta Rajasa,” katanya.
Kegemaran Trenggono bermain golf diamini
penjaga rumahnya, Muslim. Menurut dia, Trenggono yang tinggal di Jalan
Cendana Raya Nomor 89, Bekasi Barat, Jawa Barat, lebih sering ke
lapangan golf ketimbang ke kantor. ”Bapak (Trenggono) hobi sekali. Kalau
ada turnamen pasti ikut. Karena bisnisnya kan dapat di golf,” kata
Muslim. Pernyataan senada juga disampaikan pihak Jakarta Golf Club (JGC)
Rawamangun. ”Sepekan bisa tiga kali. Kadang siang, kadang sore,” kata
Erna, Kasir Proshop JGC.
Sepekan setelah perbincangan di telepon
itu, tepatnya 11 Mei 2012, Arif Yahya terpilih menjadi Direktur Telkom
lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Telkom. Ia menggantikan Rinaldi
Firmansyah untuk masa jabatan 2012 – 2017. Arief Yahya sebelumnya
menjabat Direktur Enterprise and Wholesale.
Pergantian ini tentu
mengagetkan. Mengingat banyak pihak yang mengatakan Rinaldi tak bakal
tergeser. Apalagi, berdasarkan RUPS Luar Biasa Telkom yang digelar awal
2011, Rinaldi bakal meneruskan jabatannya hingga 2015. Tak kalah
penting, saat ini kinerja Telkom sedang bagus-bagusnya. Pendapatan
bersih perusahaan telekomunikasi plat merah itu, di tahun 2011 saja
mencapai Rp 10,965 triliun.
Berada di pucuk pimpinan Arief
Yahya diberi kewenangan penuh memilih susunan direksi di bawahnya oleh
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Bersih-bersih pun
segera dilakukan. Semua jajaran direksi warisan Rinaldi dibabat habis.
Satu-satunya yang tersisa tinggal Indra Utoyo, sebelumnya menjabat Chief
Information Technology.
Tak berhenti di situ, sepekan
kemudian, tepatnya 16 Mei 2012, Arief yang datang dengan gaung Solid,
Speed, dan Smart (3S) itu juga langsung merombak pejabat teras
Telkomsel. Alex Janangkih Sinaga ditahbiskan menjadi Dirut Telkomsel
menggantikan Sarwoto Atmosutarno. Lalu berlanjut ke jajaran direksi.
Pergantian besar-besaran itu
disinyalir sarat kepentingan politik. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan
Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Riad Oscha Chalik mengatakan,
perombakan tersebut sebagai upaya memperkuat gerbong si rambut perak
alias Hatta Rajasa di perusahaan plat merah itu. Untuk membangun gerbong
itu, dipercayakan kepada Trenggono.
Riad menuturkan, kondisi Telkom
saat ini sudah seperti partai politik. Ketuanya Dirut Telkom dan Ketua
Hariannya Dirut Telkomsel. “Lalu ada Sekjennya, yaitu Rinto. Dia ini
tanpa jabatan, tapi tim lobi kanan kiri,” ungkap Riad. Selain itu, ada
nama Mukhlis Moechtar, Komisaris Telkomsel. “Dia orangnya Hatta Rajasa,”
tuturnya. Ditanyakan kemungkinan alasan perombakan itu, Riad menjawab,
“Untuk konsolidasi 2014.”
Terkait hal ini, Hatta Rajasa
bungkam. Saat dikonfirmasi usai mengisi diskusi di Kampus Stikes
Aisyiyah, Yogyakarta, besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini diam
membisu. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, kecuali wajahnya
langsung memerah.
Upaya Prioritas mengkonfirmsi
Trenggono pun tak menuai hasil. Pria kelahiran Semarang ini terkesan
ogah menanggapi. Beberapa pesan pendek yang dikirim ke telepon
genggamnya tak direspon. Begitu juga puluhan panggilan, tak digubr
- See more at: http://www.prioritasnews.com/2012/10/22/mengatur-telkom-dari-lapangan-golf/#sthash.JtTRd9e1.dpuf
Perombakan
besar-besaran pejabat teras PT Telkom ditengarai sarat kepentingan
politik. Hatta Rajasa disebut-sebut terlibat dalam permainan itu. - See
more at:
http://www.prioritasnews.com/2012/10/22/mengatur-telkom-dari-lapangan-golf/#sthash.JtTRd9e1.dpuf
Perombakan besar-besaran pejabat
teras PT Telkom ditengarai sarat kepentingan politik. Hatta Rajasa
disebut-sebut terlibat dalam permainan itu.
Perombakan
besar-besaran pejabat teras PT Telkom ditengarai sarat kepentingan
politik. Hatta Rajasa disebut-sebut terlibat dalam permainan itu. - See
more at:
http://www.prioritasnews.com/2012/10/22/mengatur-telkom-dari-lapangan-golf/#sthash.JtTRd9e1.dpuf
Siang awal Mei lalu. Wahyu Sakti
Trenggono tengah berbincang dengan ketujuh koleganya di ruang tunggu Jakarta
Golf Club Rawamangun, Jakarta Timur. Bendahara Partai Amanat Nasional (PAN) ini
kemudian mengeluarkan ponsel genggamnya. Sejurus ia memencet salah satu nomor
yang tersimpan di dalamnya. Melalui pengeras suara, bunyi nada panggilan pun
terdengar jelas.
Ketujuh koleganya pun menutup mulut
rapat-rapat. Mereka mendengarkan dengan seksama suara telepon genggam Trenggono
yang menanti jawaban. Begitu diangkat, pebisnis yang dijuluki ”raja menara base
transceiver station (BTS)” ini langsung menyapa dan memberi kabar. ”Pak Hatta,
kawan-kawan kita sudah kumpul. Kawan-kawan ini nantinya yang akan mengamankan kita,”
kata sumber yang ikut dalam pertemuan itu, menirukan Trenggono.
Dari seberang telepon, pria yang
dipanggil Pak Hatta itu pun menimpali. “Tolong diatur yang baik. Pak Trenggono
tentu lebih tahu untuk tugas-tugas selanjutnya.” Pemilik suara dari seberang
telepon itu tak lain adalah Muhammad Hatta Rajasa, Menteri Koordinator
Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II. Tujuh kolega Trenggono
itu di antaranya Arif Yahya, Alex J Sinaga, Rinto Dwi Hartomo, dan Abdul Satar.
Konteks pembicaraan mereka, lanjut
sumber, dalam rangka persiapan calon direksi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Telkom) dan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). ”Itu
langkah-langkah awal pertemuan. Selanjutnya, pada saat mau dieksekusi, langsung
dikumpulkan di rumahnya Pak Hatta Rajasa di Cipete,” tutur sumber itu kepada
Prioritas Rabu pekan lalu.
Menjelang penentuan direksi Telkom dan
Telkomsel, lanjut sumber, mereka kerap melakukan pertemuan. Karena Trenggono
hobi main golf, pertemuan pun kebanyakan dilakukan dari satu lapangan golf ke
lapangan golf yang lain. Paling sering di Jakarta Golf Club (JGC) Rawamangun
dan Klub Golf Bogor Raya. ”Setiap pertemuan, selalu ada komunikasi dengan Pak
Hatta Rajasa,” katanya.
Kegemaran Trenggono bermain golf
diamini penjaga rumahnya, Muslim. Menurut dia, Trenggono yang tinggal di Jalan
Cendana Raya Nomor 89, Bekasi Barat, Jawa Barat, lebih sering ke lapangan golf
ketimbang ke kantor. ”Bapak (Trenggono) hobi sekali. Kalau ada turnamen pasti
ikut. Karena bisnisnya kan dapat di golf,” kata Muslim. Pernyataan senada juga
disampaikan pihak Jakarta Golf Club (JGC) Rawamangun. ”Sepekan bisa tiga kali.
Kadang siang, kadang sore,” kata Erna, Kasir Proshop JGC.
Sepekan setelah perbincangan di telepon
itu, tepatnya 11 Mei 2012, Arif Yahya terpilih menjadi Direktur Telkom lewat
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Telkom. Ia menggantikan Rinaldi Firmansyah
untuk masa jabatan 2012 – 2017. Arief Yahya sebelumnya menjabat Direktur
Enterprise and Wholesale.
Pergantian ini tentu mengagetkan. Mengingat
banyak pihak yang mengatakan Rinaldi tak bakal tergeser. Apalagi, berdasarkan
RUPS Luar Biasa Telkom yang digelar awal 2011, Rinaldi bakal meneruskan
jabatannya hingga 2015. Tak kalah penting, saat ini kinerja Telkom sedang
bagus-bagusnya. Pendapatan bersih perusahaan telekomunikasi plat merah itu, di
tahun 2011 saja mencapai Rp 10,965 triliun.
Berada di pucuk pimpinan Arief Yahya
diberi kewenangan penuh memilih susunan direksi di bawahnya oleh Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Bersih-bersih pun segera dilakukan.
Semua jajaran direksi warisan Rinaldi dibabat habis. Satu-satunya yang tersisa
tinggal Indra Utoyo, sebelumnya menjabat Chief Information Technology.
Tak berhenti di situ, sepekan kemudian,
tepatnya 16 Mei 2012, Arief yang datang dengan gaung Solid, Speed, dan Smart
(3S) itu juga langsung merombak pejabat teras Telkomsel. Alex Janangkih Sinaga
ditahbiskan menjadi Dirut Telkomsel menggantikan Sarwoto Atmosutarno. Lalu
berlanjut ke jajaran direksi.
Pergantian besar-besaran itu disinyalir
sarat kepentingan politik. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi
(Apnatel) Riad Oscha Chalik mengatakan, perombakan tersebut sebagai upaya
memperkuat gerbong si rambut perak alias Hatta Rajasa di perusahaan plat merah
itu. Untuk membangun gerbong itu, dipercayakan kepada Trenggono.
Riad menuturkan, kondisi Telkom saat
ini sudah seperti partai politik. Ketuanya Dirut Telkom dan Ketua Hariannya
Dirut Telkomsel. “Lalu ada Sekjennya, yaitu Rinto. Dia ini tanpa jabatan, tapi
tim lobi kanan kiri,” ungkap Riad. Selain itu, ada nama Mukhlis Moechtar,
Komisaris Telkomsel. “Dia orangnya Hatta Rajasa,” tuturnya. Ditanyakan
kemungkinan alasan perombakan itu, Riad menjawab, “Untuk konsolidasi 2014.”
Terkait hal ini, Hatta Rajasa bungkam.
Saat dikonfirmasi usai mengisi diskusi di Kampus Stikes Aisyiyah, Yogyakarta,
besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini diam membisu. Tak sepatah kata pun
keluar dari mulutnya, kecuali wajahnya langsung memerah.
Upaya Prioritas mengkonfirmsi Trenggono
pun tak menuai hasil. Pria kelahiran Semarang ini terkesan ogah menanggapi.
Beberapa pesan pendek yang dikirim ke telepon genggamnya tak direspon. Begitu
juga puluhan panggilan, tak digubr
http://www.prioritasnews.com/2012/10/22/mengatur-telkom-dari-lapangan-golf/
posted by @Adimin
Post a Comment