Pilihlah siapa yang paling sedikit --di antara yang banyak-- menzalimi
rakyat dengan dusta, mencuri, ataupun menggiring rakyat pada sesuatu
yang tak disukai Allah Rabbul 'Alamin?
SUASANA politik di negeri gemah ripah loh jinawi
semakin memanas. Umbul-umbul dan baliho berteriak lantang di seluruh
penjuru negeri. Seperti tak ingin menyisakan satu pun ruang publik
tempat mata beristirahat. Gerah, pengap.
“Yaaak… Dipilih…, dipilih… Sepuluh ribu tiga… Kualitas nomor satu…. Dijamin tak akan kecewa…”
Seperti itu bunyinya. Namun, ini tak seperti memilih barang di pasar.
Kalau tak cocok, hari itu juga bisa kembali dan memilih yang lain.
Ada konsekuensi jangka panjang yang mempertaruhkan hajat hidup
orang-orang yang kita kasihi. Ada perubahan yang siap mensejahterakan,
ataukah membuat langkah bergerak di tempat, ataukah sebaliknya… menambah
kesengsaraan di atas kesengsaraan.
Seperti apa pemimpin yang patut dipilih? Jawabannya bisa menyita
waktu jatah siaran televisi seharian hanya diisi debat. Masing-masing
punya selera, punya kepentingan, punya skenario sendiri.
Jawaban ringkas ada dalam kitab yang abadi sepanjang zaman. Kitab
yang dengannya sejarah mencatat, telah berhasil mewujudkan masyarakat
terbaik yang pernah ada di muka bumi. Sebuah masyarakat di mana keadilan
dan kesejahteraan itu milik banyak orang.
Kitab itu memuat petunjuk sifat-sifat pemimpin dengan sangat jelas:
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا
إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ
الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami (Allah), dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.” (QS: Al-Anbiyaa [21]: 73)
Ruang-ruang publik telah sesak dengan janji dan rayuan. Semoga
pikiran tetap lapang dan sejuk… sehingga jernih melihat, jernih
mendengar..
Silahkan dipilih, manakah yang paling dekat dengan kriteria yang ditetapkan Dzat Yang Maha Mengetahui.
Manakah yang sangat dekat pada kebaikan, yang senantiasa menjaga
shalatnya, yang menunaikan zakat dengan sebaik-baiknya, dan hanya
mengambil Allah تعالى sebagai sembahan mereka? . . . . maka silahkan pilih mereka . . . .
Dan siapa yang ketika bersalah -dan setiap manusia pasti melakukan
kesalahan- tanpa berpanjang ulur waktu, menerima hukuman dengan tak
banyak bertelikung?
Siapa yang paling sedikit –di antara yang banyak– menzalimi rakyat
dengan dusta, mencuri, ataupun menggiring rakyat pada sesuatu yang tak
disukai Allah Rabbul ‘Alamin?
Semoga Allah تعالى meridai setiap keputusan yang kita ambil.
*/Nesia Andriana
posted by @Adimin
Post a Comment