Ummat jangan mudah terprovokasi . . . . .
Aktivis 98 yang juga Ketua Umun PB HMI 1999-2001, Fakhrudin,
mengatakan sebaiknya umat Islam tidak gampang terprovokasi gencarnya
pemberitaan yang menyudutkan capres dari Gerindra, Prabowo Subianto.
Bagaimanapun ada peran besar Prabowo saat militer Indonesia cenderung
anti-Islam.
“Jangan gampang dikecoh,” kata Fakhrudin
dalam pembicaraan telepon dengan Inilahcom. Menurut dia, umat Islam
Indonesia sejatinya berutang budi kepada Prabowo. “Prabowo adalah
prajurit yang secara terbuka berani berhadapan dengan faksi militer yang
fasis dan anti Islam, di bawah mendiang Benny Moerdani.”
Prabowo-lah,
kata Fakhrudin, yang berani mengambil risiko di saat kelompok Moerdani
tengah kuat-kuatnya. “Dia tak rela umat Islam terus dikorbankan demi
kepentingan politik mereka,” kata dia.
Berkenaan dengan penculikan
sejumlah aktivis, Fakhrudin juga yakin segala sesuatu harus dilihat
dalam kontek kekuasaan saat itu. “Ada dua faktor; pertama karena pesanan
rezim yang berkuasa, kedua karena adanya pertarungan di elite militer.
Jadi faksionalisasi di internal militer menjadi pemicu untuk saling
mendiskeditkan sesama mereka.”
Keyakinan Fakhrudin bahwa isu HAM
sudah jadi sekadar dagangan politik, karena waktu Megawati berkuasa, toh
soal itu tak dimasalahkan. Ia menilai, mungkin karena Megawati pun tak
lepas dari kedekatan dengan militer. Sayangnya, kata dia, Megawati lebih
akomodatif kepada sayap militer yang anti-Islam. “Lihat figur-figur
tentara yang di lingkaran Mega. Hampir sebagian besar loyalis Beny ada
di sana. Ini menunjukkan bahwa PDIP kurang sensitif terhadap perasaan
ummat Islam,” kata dia.
Menurutnya, kalau Megawati konsisten
dengan penegakan HAM, kenapa dia tidak tampil untuk menyelesaikan
berbagai kasus pelanggaran HAM saat mendapat mandat dari rakyat.
“Jangankan pelanggaran HAM, penculikan, kasus priuk, tragedi lampung,
kejadian di Aceh dan lain lain, kasus 27 Juli saja dia tidak bisa
selesaikan dengan tuntas.
posted by @Adimin
Post a Comment