Home » , » Ingin Berhasil, Hargailah Waktu | Oleh Emzalmi Wakil Walikota Padang

Ingin Berhasil, Hargailah Waktu | Oleh Emzalmi Wakil Walikota Padang

Written By mediapkspadang on 18 July, 2014 | July 18, 2014



“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

Sebagai muslimin, kerap kita simak ceramah agama yang mengangkat konteks waktu berdasar kepada firman Allah SWT dalam Surah Al-’Ashr sebagaimana di atas. Melalui surah ini tampak Allah SWT menempatkan waktu di posisi yang mulia. Beliau mengingatkan, waktu terus berjalan, sementara manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran. Allah SWT memberi perhatian yang sangat besar terhadap waktu, agar tidak ada penyesalan dan kerugian bagi kita umat-Nya di kemudian hari.

Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda agar kita memperhatikan soal waktu ini, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : masa mudamu sebelum masa pikunmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR Al Hakim).

Jelas dan terang di sini, Rasulullah SAW juga mengharapkan agar kita senantiasa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sebelum tiba penyesalan, akibat waktu yang tak bisa diputar kembali. Namun sebanyak itu Allah SWT dan Rasul-Nya mengingatkan kita untuk menghargai waktu, sebanyak itu pula kita tidak menyadari dan tidak peduli telah kemana saja waktu kita tersia-siakan.

Padahal setiap kita memiliki bekal waktu yang sama diberikan Allah SWT, yakni 24 jam sehari. Tapi yang berbeda, pemanfaatan tiap-tiap orang. Ada yang menghabiskan banyak waktunya untuk meratapi nasib. Ada pula yang menggunakan waktunya, habis untuk berleha-leha. Ada juga yang membagi-bagi waktunya, untuk ibadah, bekerja dan beristirahat dan seterusnya. Masing-masing orang berbeda membagi porsi waktunya sehingga berbeda juga memperoleh hasilnya.

Cobalah tengok bangsa lain yang berhasil karena menerapkan menajemen waktu ini dalam sendi kehidupannya. Bangsa Jepang misalnya, yang terkenal sangat disiplin waktu. Tak heran banyak yang menilai orang Jepang seperti robot yang sudah diprogram untuk mengerjakan sesuatu sesuai jadwalnya. Positifnya, sikap ini memunculkan budaya hidup bersih, budaya antri, bertanggung jawab, serta berani mengakui kesalahan dan lain sebagainya. Seluruh efektivitas dan efisiensi yang terjadi ini, lahir hanya dari gaya hidup yang sangat menghargai waktu.

Bila orang Arab mengatakan “waktu adalah pedang,” maka orang Inggris juga memiliki pepatah mengenai waktu ini, yakni “time is money” yang berarti waktu sama bernilainya dengan uang. Setiap detik dalam hidup musti sebanding dengan nilai dolar yang akan diperolehnya. Terlambat masuk kantor, tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, apalagi bolos kerja sudah pasti akan terkena pemotongan gaji atau malah bayar denda. Sedemikian rupa hingga mereka selalu melakukan kegiatan dengan terencana, terjadwal dan disiplin. Kesemuanya dilakukan agar waktu tidak terbuang percuma.

Tentu pernah kita saksikan, baik langsung maupun tak langsung bagaimana orang barat pergunakan waktu agar tak terbuang percuma. Sambil menunggu bis mereka baca buku atau baca koran di mana saja. Mereka selalu menghidupkan alarm untuk mengingatkan jadwal-jadwal pertemuan penting.

Coba disimak, kisah salah seorang yang dikenal menghargai waktu, yaitu Benjamin Franklin (1706-1790). Tokoh dari Amerika ini selalu mengatakan “Time is Money” guna memotivasi diri sekaligus pada karyawannya. Suatu ketika, Franklin yang merupakan pemilik toko buku sekaligus penerbit ini terlibat tawar-menawar dengan pembeli buku. Padahal Franklin saat itu sedang rapat, namun karena desakan pembeli yang ingin menawar buku langsung kepada Franklin, terpaksa pegawai toko melaporkannya padanya. Lalu pergilah Franklin menemui si pembeli.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Franklin.
“Berapa harga buku ini Pak?” Si pembeli balik bertanya.
“Itu satu dolar dua puluh lima sen.”
“Loh.. tapi pegawai anda mengatakan hanya satu dolar.”
“25 sen karena Anda mengganggu waktu rapat saya.”
“Ayolah..Bisakah harganya lebih murah lagi?”
“Satu dolar lima puluh sen.”
“Hah..? mengapa bertambah mahal ?”
“Ini karena Anda telah menyita waktu saya untuk tawar menawar…”

Tanpa basa basi lagi, si pembeli buku langsung menyerahkan satu setengah dolar kepada Franklin.

Demikian kisah Benjamin Franklin. Baginya “time is money” tidak saja di bibir, namun benar-benar diaplikasikan dalam hidupnya. Bagi Franklin, orang yang menyita waktunya sama dengan mencuri uangnya. Artinya Franklin selalu menempa dirinya untuk selalu disiplin waktu.

Sebagai bangsa berpenduduk muslim terbesar di dunia, sebenarnya kita dapat menerapkan disiplin waktu dengan lebih baik. Islam telah mengajarkan kita shalat lima waktu yang dari sini diharapkan muncul kedisiplinan dalam kepribadian kita. Sehingga ketika kita bekerja, apapun profesi kita, maka kita dapat mengaplikasikannya demi meraih kesuksesan.

Soal waktu adalah sebuah misteri. Karena tidak ada seorang pun yang mampu memastikan apa yang akan terjadi satu detik yang akan datang karena jelas merupakan rahasia Allah. Manusia merencanakan, Allah SWT yang menentukan. Itulah makanya, kiranya tepat kalau di bulan suci Ramadan ini kita melakukan intropeksi diri. Merenungkan apakah waktu-waktu kita yang telah berlalu memberikan arti terhadap peningkatan kualitas diri kita? Atau justru sebaliknya, apakah waktu kita telah terbuang percuma dan tiada memberi manfaat dalam diri kita sehingga memunculkan penyesalan?

Namun yang jelas, jangan sampai hanyut dengan penyesalan, lebih baik lagi penyesalan dapat dikelola menjadi pelajaran, kata orang bijak “ambil hikmahnya” karena masih banyak detik-detik yang perlu kita isi dan jalani dengan sesuatu yang lebih baik lagi. Sadarlah waktu adalah modal utama, maka buatlah rencana-rencana dalam mengisi waktu. Sehingga waktu yang kita jalani akan menjadi lebih berkah, tidak saja bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang disekitar kita. [hariansinggalang.co.id]


posted by @Adimin
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Web | PKS Padang | Mas Temp
Copyright © 2011. PKS KOTA PADANG - All Rights Reserved
Template Created by PKS Padang Published by Mas Temp
Proudly powered by Blogger