Hari Sumpah Pemuda
menjadi momentum yang selalu istimewa bagi Presiden Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Anis Matta. Hal ini disebabkan 28 Oktober juga
merupakan tanggal kelahirannya, meski unik tidak tercatat dalam akta
kelahirannya karena persoalan administrasi di kampung halaman (Bone,
Sulawesi Selatan-red).
Anis Matta melalui akun Twitter @anismatta, Selasa (28/10) malam
mengatakan, 28 Oktober menjadi hari yang penting bagi bangsa untuk
melihat ke belakang mengenai rentang sejarah “menjadi Indonesia”.
"Sumpah Pemuda adalah tonggak penting ketika kita menjadi bangsa Indonesia' sebagai identitas dan cara hidup," tulisnya.
Anis memulai penjelasannya dengan dimensi Nasionalisme Indonesia yang
terbagi dua, ke luar dan ke dalam. 'Ke luar', menurut Anis, merupakan
semangat untuk melawan penjajahan. Sedangkan 'ke dalam' ialah proses
pembentukan identitas baru.
Selain itu, Anis menulis dua elemen penting sebuah bangsa, yaitu kehendak (will) dan budaya (culture).
"Will, kebangsaan Indonesia adalah ekspresi untuk keluar dari jerat penderitaan akibat penjajahan. Culture, nasionalisme Indonesia merupakan transformasi budaya menuju masyarakat modern," tulis mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Anis menjelaskan bahwa Indonesia merupakan bangsa baru yang bergerak
menuju pengelolaan hidup bersama, dijalankan dengan kaidah-kaidah
rasionalitas.
"Ide tentang Indonesia adalah ide yang modern. Indonesia adalah
bangsa yang lahir dari rekayasa dan konsensus yang dibimbing oleh
kesadaran sejarah," tambahnya.
Anis kemudian memaparkan konsep "gelombang sejarah Indonesia" yang ia
bagi kedalam tiga periode. Gelombang pertama adalah ketika kita
(rakyat) memutuskan menjadi negara bangsa. Periode gelombang pertama
terjadi setelah melalui penderitaan yang panjang, bangsa Indonesia sadar
bahwa imperialisme tidak lagi dapat dihadapi oleh kerajaan-kerajaan
kecil atau etnis-etnis yang ada.
"Hanya ada satu jalan keluar, yaitu melebur dalam satu simpul yang
lebih besar dari simpul-simpul primordial selama ini. Itulah ide awal
Indonesia. Jika kita bedah Indonesia pada hari kelahirannya, kita akan
temukan bahwa nilai terdalamnya adalah solidaritas," tegasnya.
Anis kemudian melanjutkan tulisannya mengenai gelombang kedua sejarah
Indonesia, yaitu periode pemerintahan hingga masa Reformasi.
"(Gelombang kedua terjadi-red) ketika kita berusaha menjadi
negara-bangsa modern," imbuhnya.
Kini menurutnya, bangsa Indonesia sedang memasuki ‘gelombang ketiga’,
dimana bonus demografi dan demokratisasi menjadi modal untuk menjadi
bangsa yang kuat.
Sebagai penutup Anis menekankan bahwa pemahaman akan rangkaian
sejarah akan membangun kesadaran ke-Indonesiaan kita (rakyat
Indonesia-red). "Sumpah Pemuda adalah sumpah kita sampai hari ini.
Semoga Allah meridhoi perjalanan negara-bangsa kita," tutupnya.
posted by @Adimin
Post a Comment