Bersedekah
yang paling murah adalah dengan memberi senyum kepada saudaranya saat
bertemu. Senyum sedekah tentunya berbeda dengan senyum yang bukan
sedekah. Senyum sedekah muncul dari innerbeuty Illahiyah (kebersihan hati), senyum sedekah diberikan untuk semua (rahmatal lil ‘alamin). Tidak di batasi oleh perbedaan pendidikan, jabatan, kecantikan, kekayaan dan status sosial. Senyum sedekah akan menghadirkan ta’liful qulub dan senyum sedekah mempererat persaudaraan(ukhuwah).
Sedangkan
senyum yang bukan sedekah muncul bukan dari ketulusan tapi punya niat
yang lain, tersenyum agar dagangannya laris, tersenyum untuk memberikan
pelayanan yang baik bagi customer agar tidak kecewa (karena sudah
membayar mahal), tersenyum agar dapat pujian dari lawan jenis, tersenyum
agar dibilang ramah. Dan senyum yang bukan sedekah hanya bisa tersenyum
untuk orang-orang tertentu saja.
Misalnya,
dia bisa tersenyum kepada atasannya tidak kepada bawahannya (karena
tidak memberi pengaruh apa-apa), ia hanya mampu tersenyum hanya kepada
yang sama-sama kaya, sama-sama punya jabatan, sama-sama terkenal
sedangkan kepada yang miskin, yang tidak punya jabatan dan yang tidak
berpendidikan senyum itu menjadi mahal dan sulit untuk dilakukan
kalaupun dilakukan bisa jadi setengah hati.
Dan yang saya maksud senyum
yang bukan sedekah bisa jadi ia bisa tersenyum manis saat berdagang,
saat melayanicustomer dan saat meeting dengan atasan,
tetapi kepada anak, suam/istri, pembantu dan sopir yang mestinya yang
pertama mendapatkan senyum sedekah menjadi terabaikan.
Sebaliknya
senyum sedekah karena diawali dengan ketulusan dimanapun dan kapanpun
senyum sedekah mudah terwujud baik saat bekerja melayani customer, saat meeting dengan
atasan atau saat bertemu anak, suami/istri, pembantu dan sopir tak ada
perbedaan.
Tentu yang saya maksud senyum sedekah disini adalah
keberadaan kita dimanapun membuat orang ada di dekat kita merasa
tentram, tenang dan tidak ada jarak walaupun ada perbedaan pendidikan,
usia, popularitas dan status sosial.
Semoga kita bisa merealisaiskan makna ayat “ukuran kemulian pada ketakwaan (bukan keduniaan)” dan juga makna ayat “kita hadir untuk memberi rahmat bukan laknat.”
Oleh : Ustadzah Nurjanah Hulwani
posted by Adimin
Post a Comment