Padang - Gubernur
Sumatera Barat Irwan Prayitno meninjau perkampungan di pinggiran Taman Nasional
Kerinci Sebelat (TNKS) Kabupaten Pesisir Selatan, yang masih terisolir akibat
sarana prasarana infrastruktur jalan yang belum memadai.
Kunjungan Kerja gubernur ke perkampungan Langgai, Kenagarian Kampung
Ganting Mudik Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sabtu (12/15) sekaligus membuka
Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Ke X.
Menuju permukiman di Kawasan hutan masih hijau itu, membutuhkan jarak
tempuh 30 kilometer dari Jalan lintas pantai Barat di Kabupaten itu, sebagian
besar jalan tanah dengan rute naik dan turun bukit.
Mencapai permukiman masyarakat yang berpenduduk 2.633 jiwa itu, butuh
ekstra hati-hati terutama bagi yang pertama kali datang ke sana, karena Kondisi
geografis wilayahnya.
Kedatangan gubernur yang didampingi pejabat instansi tingkat provinsi
mendapat sambutan hangat dari masyarakat, karena sejak adanya
perkampungan itu baru pertarna Kali didatangi orang nomor salu di provinsi itu.
Kesempatan kunjungan gubernur dimanfaatkan masyarakat melalui Wali Nagari
Abu Hasan menyampaikan aspirasi, berkaitan pembangunan jalan, prasarana
penerangan, bidang kesehatan dan pendidikan serta sektor riil.
Gubenur Irwan Prayitno dalam Kesempatan itu menanggapi aspirasi disampaikan
tokoh masyarakat baik soal minta pembangunan jalan maupun sarana pendidikan
serta telekomunikasi.
Anggaran pembangunan jaian untuk menuju Langgai, Kata dia, sudah
dialokasikan pada APBD provinsi senilai Rp300 juta dan akan diupayakan untuk
ditambah pada anggaran perubahan, tapi diminta administrasi harus segera
dilengkapi Pemkab Pesisir Selatan.
Selain itu, berkaiatan dengan masalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) akan dikoordinasikan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.
Sedangkan yang berhubungan dengan Kebutuhan benih dan bibit Sektor riil
serta kesehatan diminta SKPD provinsi membuat program sesuai dengan kebutahan
masyarakat.
Gubernur juga menyerukan agar masyarakat membiasakan dan membudayakan terus
gotong royong dalam kehidupan untuk mendukung percepatan pembangunan, karena
tanpa itu tentu akan sia-sia dana yang telah dikucurkan pemerintah.
Terkait, banyak program pemerintah dan Pempov dapat dimanfaatkan masyarakat
hanya tergantung kemauan, maka difungsikan lahan Kosong untuk beternak dan
tanaman holtikutura untuk ketahanan pangan Keluarga.
Wakil Bupati Pesisir Selatan Edityawarman menyampaikan Nagari (desa adat,
red) merupakan kampung tertua di wilayah itu, yang sebelumnya masuk dalam
Kawasan TNKS.
Namun upaya pemerintah daerah beberapa tahun lalu sudah dapat keluar dari
kawasan TNKS, karena kampung itu lebih dulu di sana.
Ia mengatakan, pembukaan Jalan atau perkampungan baru dapat dilewati
kendaraan roda empat sejak 1996 setelah dibuka jalan, tapi sampai kini baru 14
km dari 30 km yang di aspal.
Jika cuaca hujan kendaraan roda dua dan empat sulit menuju perkempungan
tersebut, bersyukur saat Kunjungan rombongan provinsi hari cerah.
"Kami bersyukur pemerintan provinsi telah menganggarkan untuk
pembenahan infrastruktur jalan dan PemKaD Pesisir Selatan luga mencadangkan Rp
3,6 milliar yang bersumber dari bantuan tanggap darurat yang dijanjikan
BNPB," katanya.
Komoditi yang dikembangkan masyarakat kayu manis (cassiavera), tapi
sekarang dominan beralih ke karet dan gambir, tapi hasil produksi kebun warga
masih dinilai murah dan biaya untuk ke pasar tinggi.
"Kita sangat berharap dengan dukungan pemerintah provinsi berbagai
kendala dan ketertinggalan masyarakat selama ini dapat diatasi secara
bertahap,” ujanya. (*)
Post a Comment