JELANG
PILKADA
PADANG
— Pertarungan
menuju kursi walikota Padang, kian seru. Incumbent Mahyeldi Ansharullah yang
unggul dalam beberapa survei terakhir, disebut-sebut bakal bergandeng tangan
dengan Fahmi Bahar. Benarkah?
Mahyeldi yang kini menjabat Wakil Walikota Padang
itu, telah sejak lama diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi calon
walikota parpol tersebut. PKS kabarnya akan memantapkan koalisi lama, yakni
dengan Partai Amanat Nasional (PAN).
Santer terdengar, PAN yang dinahkodai Fauzi Bahar
(wako saat ini) itu, disebut-sebut sudah punya jago untuk menjadi orang nomor
dua. Dia bukanlah Anggota DPR RI M. Ichlas el Qudsi (Michel), yang namanya
berkibar selama ini, tapi adalah Fahmi Bahar, yang bakal diduetkan dengan
Mahyeldi. Fahmi adalah adik Fauzi.
Ketua Tim Pilkada PAN Kota Padang Azril Ale, saat
dikonfirmasi Singgalang, kemarin, menuturkan, PAN telah membicarakan rencana
koalisi dengan sejumlah parpol, termasuk PKS. Artinya, koalisi dengan PKS bisa
saja terjadi.
“Benar, soal nama yang bakal diusung dari
internal partai, ada nama Fahmi Bahar. Lalu ada nama Michel dan Maigus Nasir.
Tapi belum ada ketetapan,” kata Azril, Senin (6/5).
Sementara, Ketua PKS Kota Padang, Muhidi, mengaku
belum dapat informasi pasti dari internal partai maupun dari PAN. Menurutnya,
bila memang begitu informasinya, tak jadi persoalan. Sebab, siapa saja yang
terbaik bisa diusung untuk menjadi pemimpin kepala daerah mendatang di ibukota
provinsi ini.
Ditanya kepada Muhidi, apakah Mahyeldi ditetapkan
akan maju mewakili PKS, Muhidi membenarkannya. Dia mengatakan, hingga saat ini
masih tetap Mahyeldi, kandidat calon walikota dari PKS.
Dikatakannya, direncanakan dalam pertengahan Mei
ini akan ditetapkan sikap dan keputusan PKS akan berkoalisi dengan salah satu
partai atau lebih.
Koalisi
Sementara, pendaftaran bakal calon walikota dan wakil
walikota ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang, kurang dari dua bulan lagi
atau persisnya 1 Juli mendatang. Namun, partai politik masih terkesan
‘malu-malu’ menyatakan kesepakatan berkoalisi. Padahal, partai yang tak wajib berkoalisi
untuk mengusung calon kepala daerah itu, hanya Demokrat saja.
Hingga kini, baru Partai Golkar dan Partai Bulan
Bintang (PBB) yang menyatakan telah berkoalisi dan diperkuat dengan akte
notaris. Sedangkan yang lain, masih melakukan komunikasi intensif dari satu
partai ke partai lain.
Ketua DPC PBB Zulikifli Aziz kepada Singgalang,
Senin (6/5) membenarkan, PBB telah berkoalisi dengan Golkar. Namun, siapa yang
akan diusung dalam masing-masing partai belum ditetapkan. Koalisi tentu akan
menetapkan kader-kader terbaiknya.
“Koalisi ini adalah koalisi partai dan belum
ditetapkan tokoh yang akan maju mewakili partai masing-masing. Yang jelas,
tentu yang terbaik bisa dari internal atau eksternal partai,” ujarnya.
Ketua Partai Hanura, Yendril menyebutkan, pembicaraan
intensif memang telah dilakukan dengan beberapa partai. Tentu, belum bisa
dipastikan saat ini.
“Yang jelas, Hanura telah melakukan komunikasi
dan koordinasi dengan beberapa partai yang mungkin akan lebih tepat sebagai
koalisi Hanura,” ujarnya.
Selanjutnya, Ketua Tim 9 Pilkada Partai Gerindra,
Eko Muhardi mengatakan, juga belum menentukan sikap akan berkoalisi dengan
partai apa. Yang jelas Gerindra telah melakukan pembicaraan intensif dengan
beberapa partai.
“Kami memang belum menyatakan akan berkoalisi
dengan satu atau beberapa partai. Namun, pembicaraan tentang hal itu telah
dilakukan. Kita tunggu saja, dan akan kami umumkan nantinya,” imbuh Eko. (103)
posted by @A.history
Post a Comment