Anggota DPR RI,
Habib Nabiel Almusawa meminta Pemerintah agar jangan terus mengajari
generasi mendatang dengan berhutang untuk mengatasi defisit anggaran.
“Kalau Pemerintah yang lalu dan saat ini terus menumpuk hutang maka
sama saja dengan mengajari generasi mendatang untuk berhutang pula. Jika
terus demikian, kapan hutang Pemerintah akan lunas?” kata Habib
baru-baru ini.
Data di Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
menyebutkan, total utang pemerintah Indonesia hingga Juli 2014 mencapai
Rp 2.500,94 triliun. Sementara itu pada nota keuangan RAPBN 2015
disebutkan pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.762,3 triliun.
Sedangkan total belanja negara sebesar Rp 2.019,9 triliun. Kekurangannya
akan ditutupi dengan hutang.
“Jadi selama ini, trennya Pemerintah yang lalu mewariskan hutang
kepada Pemerintah selanjutnya. Alih-alih melunasi hutang, Pemerintah
yang selanjutnya itu malah menambah hutang untuk diwariskan kepada
Pemerintah penerusnya. Tren ini harus dikurangi agar kelak negara tidak
terjebak pada hutang yang tidak terbayar,” ujar anggota legislatif yang
juga kader PKS itu.
Pemerintah, tambahnya, mesti berani untuk terus mengurangi hutang.
Pemerintah dituntut kreatif mengantisipasi dan mengatasi defisit
anggaran. Kalaupun terpaksa harus berhutang, lanjutnya, maka hutang yang
dibuat tersebut diusahakan harus sudah lunas di akhir masa pemerintahan
yang sedang berjalan sehingga tidak mewariskan tambahan hutang kepada
Pemerintah berikutnya.
“Kembalilah kepada kebijakan anggaran berimbang seperti yang pernah
dipraktekkan pada masa yang lalu, jika baik mengapa tidak dilakukan
kembali. Generasi mendatang harus diajari cara bayar hutang, jika tidak
demikian maka generasi mendatang akan tenggelam dalam hutang yang dibuat
oleh generasi sebelumnya,” pungkas Habib
posted by @Adimin
Post a Comment