M. Yamin - Kota Padang memboyong tujuh penghargaan pada peringatan Hari Lingku- ngan Hidup Sedunia yang diperingati 5 Juni. Ketujuh penghargaan itu, lima Adiwiyata Mandiri yakni diterima SDN 10 Sungaisapih, SDN 20 Indarung, SMP Semen Padang, SMAN 6 dan MAN 2.
Kemudian, dua penghargaan lagi berupa Piagam Adipura dan Plakat Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) terbaik nasional.
Kemudian, dua penghargaan lagi berupa Piagam Adipura dan Plakat Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) terbaik nasional.
Seluruh penghargaan itu tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) bersama Wakil Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang menjemputnya ke Jakarta. Penghargaan tersebut pun diarak ke pusat kota.
“Saya memberi apresiasi pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Penghargaan piagam Adipura ini hasil membanggakan. Dalam kondisi susah pascagempa, Padang masih bisa mendapatkan penghargaan bidang kebersihan. Saya harap dinas kebersihan dan pertamanan bekerja lebih keras lagi di untuk menjaga dan menata lingkungan kota ini,” harap Mahyeldi.
Mahyeldi juga memberikan apresiasi kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda). Dengan hasil kerja kerasnya, Padang bisa mendapat Plakat Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) terbaik Nasional. “Untuk Adiwiyata Mandiri, saya minta semua pihak bekerja keras, agar di tahun berikutnya Adiwiyata bisa diraih lebih banyak lagi. Jika tahun ini hanya lima sekolah, tahun depan ditargetkan menjadi 25 sekolah,” harap Mahyeldi.
Tapi semua itu, katanya, butuh kerja keras. “Seluruh kepala sekolah di Padang hendaknya mencontoh sekolah yang sukses meraih Adiwiyata ini,” imbuhnya.
Ini Bukan Kegagalan
Soal tidak berhasilnya Padang meraih piala Adipura, menurut Mahyeldi, bukan berarti kegagalan. Dia mengklaim nilai Kota Padang meningkat dari tahun sebelumnya. “Tapi masih belum bisa masuk kategori peraih piala, baru piagam adipura yang didapatkan,” ujarnya.
Mahyeldi mengakui penilaian pasar masih menjadi penilaian terendah dibandingkan objek pantau lainnya. Hal ini tidak terlepas dari belum terselesainya persoalan di epinsetrum ekonomi kota Padang itu.
“Penataan ini membuat terjadi kesemrawutan di tengah pasar, sehingga pengelolaan sampah tidak bisa dikontrol. Salah satu yang perlu ditingkatkan kebersihan pasar, terutama Pasar Raya,” ucapnya.
Yang tidak kalah penting lagi, menjadikan peduli lingkungan sebagai budaya di tengah masyarakat. “Jika kebersihan dan kepedulian lingkungan sudah menjadi budaya, maka akan menjadi mudah untuk mengembalikan adipura,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Wali Kota Padang Fauzi Bahar. “Kendalanya pasar terutama,” ujar Fauzi.
Selain masalah pasar, juga disebabkan kondisi rumah sakit yang belum tertata baik dan masalah lainnya. “Air juga, begitu juga rumah sakit,” ucapnya. (bis/ek)
*http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=44667
posted by @A.history
Post a Comment