Menyembunyikan amal tidaklah
mudah. Karena keinginan
manusia agar eksistensinya diakui, dikenal banyak orang, apalagi dizaman
informasi dimana kepopuleran atau keterkenalan seseorang sering berbanding
lurus dengan kemakmuran seseorang. Ditambah lagi dengan rongrongan hawa
nafsu. Tetapi ini bukan berarti kita harus meninggalkan amal shalih dan kebaikan karena
takut diketahui orang lain.
Fudhail bin iyadh mengatakan “beramal karena manusia adalah syirik, meninggalkan amal karena manusia adalah syirik, Ikhlas adalah engkau selamat dari keduanya”. Maka selama niat di awal sudah benar setiap orang harus berusaha meluruskan niat itu sepanjang amal dan setelahnya. Bukan dengan cara meninggalkannya. Orang yang meninggalkan amal karena takut tidak ikhlas, maka ia meninggalkan keikhlasan dan meninggalkan amal itu sendiri. Karena itu mungkin saja ada amal-amal shalih yang terlihat dan akhirnya dikenal atau bahkan terkenal dengan keshalihannya. Dan ini sebenarnya juga bukan suatu kekurangan. Karena tak mungkin pula semua amal shalih harus disembunyikan tanpa publikasi dan tidak diketahui orang lain.
Fudhail bin iyadh mengatakan “beramal karena manusia adalah syirik, meninggalkan amal karena manusia adalah syirik, Ikhlas adalah engkau selamat dari keduanya”. Maka selama niat di awal sudah benar setiap orang harus berusaha meluruskan niat itu sepanjang amal dan setelahnya. Bukan dengan cara meninggalkannya. Orang yang meninggalkan amal karena takut tidak ikhlas, maka ia meninggalkan keikhlasan dan meninggalkan amal itu sendiri. Karena itu mungkin saja ada amal-amal shalih yang terlihat dan akhirnya dikenal atau bahkan terkenal dengan keshalihannya. Dan ini sebenarnya juga bukan suatu kekurangan. Karena tak mungkin pula semua amal shalih harus disembunyikan tanpa publikasi dan tidak diketahui orang lain.
Amal-amal baik dalam
kondisi tertentu bahkan harus dilakukan secara massif dan massal bersama sama.
Ini terjadi ketika kita berada dalam situasi dimana gema dan arus amal-amal
shalih dituntut untuk bisa menyaingi gelombang amal-amal keburukan. Bahkan bila
perlu arus amal baik bisa melahap dan menelan gelombang amal amal keburukan.
Kita memerlukan gerakan massal dan dan kekuatan besar untuk menghadang serangan
keburukan yang merajalela.
Perjuangan personal saja tidak cukup. Kebaikan harus
terhimpun dalam sebuah kekuatan massal yang dapat menggetarkan lawan lawannya.
Artinya amal kebaikan harus tampil dan turut mempengaruhi masyarakat untuk
meminimalisir keburukan yang juga tampil dan mempengaruhi masyarakat. Beribadah
bsecara rahasia dan sembunyi sembunyi adalah untuk memperkaya batin dan ruhani
kita. Agar lebih kokoh dan tegar, sehingga tidak terombang ambing oleh pesona
dan gemerlapnya dunia. Tapi sekali lagi itu hukaan berarti kita tidak
diperbolehkan mendeklarasikan dan menampilkan amal amal Islami dihadapan banyak
orang. Terlebih pada saat arus keburukan makin menggelombang dan arus kebaikan
masih sangat lemah. Memang sudah tabiat manusia setiap orang lebih membutuhkan
contoh langsung dan ajakan konkrit yang sudah disaksikan prakteknya ketimbang
hanya slogan dan pidato belaka. Manusia memerlukan dorongan utk melakukan
kebaikan melihat orang melakukan amal shalih akan menumbukan semangat kompetisi
yang positif dalam kebaikan.
Tentu saja orang yang dikenal
dengan amal baiknya menjadi harus lebih hati hati memelihara dan menjaga diri
dari berbagai penyimpangan niat. Salahsatu penyeimbang hati utk tidak
terjerumus pada ketidakikhlasan adalah adalah denagn tetap memelihara amal-amal
rahasia lainnya kepada ALLAH SWT. Seperti banyak dilakukan para sahabat ra.
Drs. Muhidi, MM
posted by @Adimin
Post a Comment